MEDIA PROFILE
KOMPAS.COM
SEJARAH BERDIRINYA KOMPAS.COM
Untuk memudahkan akses bagi pembaca
di seluruh dunia, Kompas juga terbit dalam bentuk daring bernama KOMPAS.Com
yang dikelola oleh PT. Kompas Cyber Media. KOMPAS.Com berisi berita-berita yang
diperbarui secara aktual dan juga memiliki sub kanal koran Kompas dalam bentuk
digital.
Kompas.com dimulai
pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online. Kompas Online pada awalnya hanya
berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas. Kemudian tahun 1998 Kompas
Online bertransformasi menjadi Kompas.com dengan berfokus pada pengembangan
isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Kompas.com pun memulai
langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia.
Sepuluh tahun
kemudian, pada tahun 2008 Kompas.com tampil dengan perubahan penampilan yang
signifikan. Mengusung ide “Reborn”, Kompas.com membawa logo, tata letak, hingga
konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan
tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly
dan advertiser-friendly.
Sinergi ini
menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya
menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming. Perubahan ini pun
mendorong bertambahnya pengunjung aktif Kompas.com di awal tahun 2008 yang
mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini,
Kompas.com telah mencapai 120 juta page view perbulan. Pada
tahun tersebut juga mulai ditampilkan channel-channel
atau kanal-kanal di halaman depan Kompas.com.
KOMPAS.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan konsep
citizen journalism dalam Kompasiana.
Setiap anggota Kompasiana dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan
gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman
audio dan video. Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia
dan para tokoh masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian
dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan.
Kompasiana, yang setiap hari melahirkan 300 hingga 400 tulisan telah berhasil
membangun komunitas jurnalisme warga yang mencapai 50.000 anggota.
DATA TEKNIS
Dari
segi kepuasan bagi pembaca, Kompas.Com menyajikan berbagai macam kanal. Kanal-kanal
ini didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita
memiliki karakter. Kanal-kanal tersebut antara lain adalah:
·
KOMPAS Female
Memuat informasi
seputar dunia wanita: tips-tips seputar karier, kehamilan, trik keuangan serta
informasi belanja.
·
KOMPAS Bola
Tempat akurat untuk
mengetahui update skor, berita seputar tim dan pertandingan sepak bola.
·
KOMPAS Health
Berisi tips-tips
dan artikel tentang kesehatan, informasi medis terbaru, beserta fitur informasi
kesehatan interaktif.
·
KOMPAS Tekno
Mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review
produk dan beragam berita teknologi.
·
KOMPAS Entertainment
Menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film, musik dan
hiburan dalam dan luar negeri.
·
KOMPAS Otomotif
Menampilkan berita-berita seputar kendaraan, trend mobil dan
motor terbaru serta tips-tips merawat kendaraan.
·
KOMPAS Properti
Memuat direktori
lengkap properti dan artikel tentang rumah, apartemen serta tempat tinggal.
·
KOMPAS Images
Menyajikan foto-foto
berita berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan editor foto KOMPAS.com.
·
KOMPAS Karier
Kanal yang tak
hanya berfungsi sebagai direktori lowongan kerja, namun juga sebagai one-stop
career solution bagi para pencari kerja maupun karyawan.
PROFILE PEMILIK Kompas.Com
Jakob Oetama. Beliau lahir di
Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan dan salah satu pendiri surat kabar Kompas. Jakob
adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA
(Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat)
dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di
Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik
Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob
dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961,
Ojong mengajak Jakob membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari
terbit pertama kali Agustus 1963. Selanjutnya kisah sukses intisari dilanjutkan
dengan mendirikan sebuah Koran harian yang di beri nama KOMPAS. Hal ini terjadi
pada tahun 1965, dimana pada masa itu Indonesia sedang di sibukan oleh ancaman
pemberontakan PKI.
Dari
perkembangan kompas inilah, kemudian berdirilah kelompok usaha KOMPAS GRAMEDIA.
Gramedia adalah nama yang di gunakan untuk member label pada usaha toko
buku.hingga kini kelompok kompas gramedia dibawah kendali Jacob oetama sudah
melebarkan sayapnya di bebagai bidang usaha termasuk diantaranya mengelola
bisnis hotel serta sempat berkiprah didunia jurnalistik pertelevisian.
Dibawah
kepemimpinan Jacob oetama telah terjadi metamorfosis pers dari pers yang
sektarian menjadi media massa yang merefleksikan inclusive democracy. Pengalaman kerja di bidang jurnalisme dimulai dari
editor majalah Penabur, Ketua Editor majalah bulanan Intisari, Ketua Editor
harian Kompas, Pemimpin Umum/Redaksi Kompas, dan Presiden Direktur Kelompok
Kompas-Gramedia.
Sejumlah
karya tulis Jacob Oetama, antara lain, Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem
Demokrasi Terpimpin, yang merupakan skripsi di Fisipol UGM tahun 1962, Dunia
Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001), serta Berpikir Ulang
tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002). Jacob juga berkiprah dalam
berbagai organisasi dalam maupun luar negeri. Beberapa diantaranya pernah
menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR
Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional
Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale
Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi International Alumni Pusat
Timur Barat Honolulu, Hawai.
Jakob
Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM
setelah sebelumnya gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara
Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah. Promotor Prof Dr Moeljarto
Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam
bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar
biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan. Ia juga telah memberikan
pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam pertimbangannya,
UGM menilai Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan
karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu "kultur jurnalisme yang
khas", wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu.
Kultur jurnalisme itu telah menjadi referensi bagi kehidupan jurnalisme di
Indonesia.
RATE CARD Kompas.Com
ANALISA MEDIA
Situs Kompas.com termasuk situs yang
menampilkan unsur multimediality
karena situs ini tidak hanya menampilkan informasi dalam bentuk teks tapi juga
secara audio visual (foto, video, dan
radio streaming). Hal ini tampak pada
beberapa layanan/content yang ada
pada situs ini. Informasi dalam bentuk teks, misalnya, bisa kita akses melalui
layanan Kompas Cetak yang menyediakan berbagai berita yang terbit pada koran
Kompas versi cetak pada hari itu. Ketersediaan Koran Cetak versi online ini
juga dapat kita pilih apakah Kompas versi daerah Jakarta, Surabaya atau
Sumatera.
Untuk informasi yang menampilkan foto-foto
dapat kita lihat pada layanan Kompas Image.
Layanan ini memuat beragam foto berita baik dari jurnalis kompas atau citizen
journalism. Sedangkan, informasi dalam bentuk video dapat kita akses melalui
layanan VIDEOKU.TV memberi kita akses untuk melihat video, photo, games atau audio dari berbagai segmen berita. Ada
juga Seleb.Tv yang menyajikan berbagai video khusus mengenai berita entertainment baik lokal atau
mancanegara. Kita juga bisa mendapat informasi secara audio melalui Kompas Radio yang memberikan kesempatan untuk
menikmati layanan radio streaming
secara online, tersambung dengan
Sonora Jakarta atau Otomotion FM.
Setelah mengamati dan menganalisis situs
Kompas.com, dapat kami simpulkan bahwa situs tersebut sudah melakukan
konvergensi media. Hal ini dapat dilihat dari multimediality, interactivity, serta hypertextuality (seperti yang telah kami bahas sebelumnya) yang
dilakukan oleh Kompas melalui situsnya.
Kelebihan dari kompas.com
1. Menyediakan layanan berita secara online dan
gratis
2. Tidak perlu mendaftar
3. Berita yg adalah berita baru
4. Memuat banyak berita terbaru
Kekurangan dari kompas.com
1.
Berita yg
diberikan kurang akurat
2.
Tampilannya
terlalu sederhana
3.
Membutuhkan
biaya yg sangat besar untuk 1 berita yg dicantumkan
4.
Berita yg
diberikan terlalu dimanipulasi
makasih sudah sharing yah
BalasHapussejarah pramuka