Rabu, 21 Oktober 2015

MEDIA PROFILE
Detik.Com (MEDIA ONLINE)

SEJARAH BERDIRINYA Detik.Com


detikcom ialah sebuah portal web yang berisi berita dan artikel daring di Indonesia. detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, detikcom menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT Corp.
Server detikcom sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai daring dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya ditetapkan sebagai hari lahir detikcom yang didirikan Budiono Darsono (eks wartawanDeTik), Yayan Sopyan (eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detikcom terfokus pada berita politikekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description seperti ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan internet users.
Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corp. Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambil alih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung.
Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%.

DATA TEKNIS

Pada Juli 1998 situs detikcom per harinya menerima 30.000 hits (ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (pelanggan Internet). Sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya naik tujuh kali lipat, tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik.com menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia.

Detikcom merupakan portal kepada situs-situs:
·         detikNews (news.detik.com) Berisi informasi berita politik-peristiwa
·         detikFinance (finance.detik.com) Memuat berita ekonomi dan keuangan
·         detikFood (food.detik.com) Informasi tentang resep makanan dan kuliner
·         detikHot (hot.detik.com) Berisi info gosip artis/selebriti dan infotainment
·         detiki-Net (inet.detik.com) Memuat informasi teknologi informasi
·         detikSport (sport.detik.com) Berisi info olahraga termasuk sepakbola
·         detikHealth (health.detik.com) Memuat info dan artikel kesehatan
·         detikTV (tv.detik.com) Memuat info mengenai berisi berita video (tv berita)
·         detikFoto (foto.detik.com) Yang memuat berita Foto
·         detikOto (oto.detik.com) Memuat informasi mengenai otomotif
·         detikTravel (travel.detik.com) Memuat informasi tentang liburan dan pariwisata
·         detikSurabaya (surabaya.detik.com) Info Surabaya dan Provinsi Jawa Timur
·         detikBandung (bandung.detik.com) Informasi tentang Bandung dan Provinsi Jawa Barat
·         detikforum (forum.detik.com) Tempat diskusi online antar komunitas pengguna Detikcom
·         blogdetik (blog.detik.com) Tempat pengakses mengisi info atau artikel, foto, video di halaman blog pribadi
·         wolipop (wolipop.detik.com) Berisi informasi tentang wanita dan gaya hidup
·         TanyaSaja (tanyasaja.detik.com) Tempat para pengakses bertanya jawab mengenai hal apa pun
·         DetikMap (map.detik.com) Semacam alat/tool untuk melihat Peta lokasi
·         IklanBaris (iklanbaris.detik.com) Berisi Iklan yang langsung diisi konsumen
·         MyTRANS (www.mytrans.com) Live Streaming Trans TV dan Trans7, serta video program-program acara Trans TVdan Trans7
·         Harian Detik (harian.detik.com) Berisi berita dalam bentuk koran digital yang diterbitkan 2x sehari pada pukul 06:00 WIB & 16:00 WIB (untuk edisi akhir pekan terbit 1x sehari pada pukul 06:00 WIB). Sejak 22 Juli 2013, Harian Detik dihentikan penerbitannya.

PROFILE PEMILIK DetikCom

Chairul Tanjung (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung) lahir di Jakarta16 Juni 1962, umur 53 tahun adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014hingga 27 Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.
 Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans CorpBank Mega, dan CT Global Resources.
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan foto kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut. Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT. Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

RATE CARD DetikCom




ANALISA MEDIA

Untuk skala nasional, media berita online memang tidak dapat dipungkiri saat ini telah dikuasai oleh detik.com. Bahkan disebut-sebut bahwa kompas.com dan lainnya dianggap belum bisa mengikuti atau menyaingi detikcom. Koran Kompas yang begitu hebat brand awareness-nya di cetak, ketika masuk ke online melalui Kompas.com/Kompas.co.id, tidak mampu menyaingi Detikcom. Baik dari sisi trafik maupun income, saat ini Kompas.com masih kalah jauh dibanding Detikcom.

Dari banyak pendapat yang ada, terlihat bahwa teknologi detikcom lebih ketinggalan jaman dan belum mengadopsi pendekatan-pendekatan baru sebuah portal (termasuk tidak mengadopsi konsep iklan yang tidak mengganggu user). Meski demikian, sejauh ini, “kelemahan teknologi dan kelemahan pendekatan iklan” tersebut tidak (atau belum?) bisa dijadikan senjata oleh pesaing untuk menempel Detikcom. Bahkan ada kecenderungan pemain-pemain baru, justru mengadopsi kelemahan tersebut. Layout dan desain pertama Okezone misalnya, mirip pola Detikcom. Kompas.com pun, yang sudah menerapkan pendekatan desain baru, kini malah terjerumus ke model iklan ala Detikcom, yaitu semuanya ditumpuk di halaman depan.

Dengan mengusung strategi detik.com yang menggunakan positioning statementnya : “Detik ini juga!”, hal ini kadang sangat mengganggu konsumen. Menulis berita-berita yang ter-update namun mengenyampingkan kebenarannya, seolah-olah tidak perduli apakah berita atau info tersebut benar atau tidak, yang penting di ‘makan’ saja terlebih dahulu.




1 komentar: